Senin, 26 Oktober 2015

Hikayat

HIKAYAT
Dick Hartoko dan B. Rahmanto (1985:59) mengatakan bahwa hikayat adalah jenis prosa, cerita Melayu Lama yang mengisahkan kebesaran dan kepahlawanan orang orang suci di sekitar istana dengan segala kesaktian, keanehan, dan mirip cerita sejarah atau membentuk riwayat hidup.
Contoh:
- Hikayat Indera Bangsawan;
- Hikayat Iskandar Zulkarnaen;
- Hikayat Bayan Budiman
Hikayat merupakan bentuk cerita yang berasal dari Arab. Mulai dikenal di Indonesia sejak masuknya ajaran Islam ke Indonesia. Hikayat itu hampir mirip dengan dongeng, penuh dengan daya fantasi. Biasanya berisi cerita kehidupan seputar istana. Kisah cerita anak-anak raja, pertempuran antarnegara, seorang pahlawan yang memiliki senjata sakti, dan sebagainya. Hikayat sering kali disebut sebagai dongeng istana. Tokoh dalam hikayat sudah dapat dipastikan raja, permaisuri, putra dan putri raja, juga para kerabat raja. Cerita terjadi di negeri Antah Berantah, dan selalu berakhir dengan kemenangan tokoh yang selalu berpihak pada hal yang benar.
Hikayat adalah karya sastra lama Melayu yang berbentuk prosa yang berisi cerita, undang-undang, dan silsilah bersifat rekaan, keagamaan, historis, biografis, atau gabungan atau sekadar untuk meramaikan pesta. Misalnya: Hikayat Hang Tuah, Hikayat Seribu Satu Malam
Ciri-ciri hikayat
1. Sebagian besar berupa sastra lisan (disampaikan dari mulut kemulut);
2. Anonim (tidak dikenal namapengarangnya);
3 . Komunal (hasil sastra yang ada dianggap milik bersama);
3. Statis (tidak mengalami perubahan atau perkembangan);
4. Tidak berangka tahun (tidak diketahui secara pasti kapan karya tersebut dibuat); dan
5. Istana sentris/kraton sentries kehidupan raja-raja dan kaum kerabatnya).
Ciri khas sebuah hikayat:
1. Menimba bahannya dari kehidupan raja-raja dan dewa-dewi,
2. Isinya dongeng yang serba indah yang membawa pikiran sifat-sifat itu, dibaca untuk pelipur
3. Pembaca ke alam khayal, dan lara, pembangkit semangat juang,
4. Melukiskan peperangan yang hebat, dahsyat, tempat para raja/dewa mempertunjukkan kesaktiannya untuk merebut kerajaan atau seorang puteri.
Dalam hikayat biasanya tak ketinggalan dilukiskan peperangan yang menunjukkan bentuk kesaktiannya rajaan atau seorang putri.
Perbedaan Hikayat dengan Novel
Novel adalah karangan prosa yang panjang mengandung rangkaian cerita kehidupan seseorang dengan orang di sekelilingnya dengan menonjolkan watak dan sifat setiap pelaku.
Istilah novel berasal dari bahasa Italia novella yang berarti kabar atau berita. Adapun ciri khas sebuah novel di antaranya: di dalam sebuah novel terdapat konflik yang mengakibatkan perubahan nasib pada pelakunya menceritakan satu segi kehidupan pelaku jalan ceritanya singkat; hanya mengenai hal-hal yang pokok/garis besarnya
Hikayat dan novel keduanya merupakan bentuk karya sastra yang berupa prosa. Bedanya, hikayat merupakan bagian dari prosa lama sedangkan novel bagian dari prosa baru.
Dalam perkembangannya, kini kita lebih mengenal bentuk novel daripada hikayat. Hikayat merupakan peninggalan sastra Melay. sementara novel bagian dari perkembangan hasil karya sastra Indonesia. Kini kita banyak mengenal hasil karya novel populer maupun novel yang tergolong karya sastra. Bahkan novel terjemahan dari berbagai negara pun banyak diterbitkan di Indonesia.
sumber :http://bahasaindosugik.blogspot.co.id/2010/10/materi-bahasa-indonesia-kelas-xi-smama.html

Resensi

  1. PENGERTTIAN RESENSI O Resensi adalah suatu tulisan atau ulasan mengenai nilai sebuah hasil karya, baik itu buku, novel, majalah, komik, film, kaset, CD, VCD, maupun DVD. Tujuan resensi adalah menyampaikan kepada para pembaca apakah sebuah buku atau hasil karya itu patut mendapat sambutan dari masyarakat atau tidak. Yang akan kita bahas pada buku ini adalah resensi buku. Resensi buku adalah ulasan sebuah buku yang di dalamnya terdapat data-data buku, sinopsis buku, bahasan buku, atau kritikan terhadap buku. MENU MATERI
  2. STRUKTUR RESENSI O JUDUL RESENSI O IDENTITAS BUKU O PEMBUKAAN O ISI RESENSI O PENUTUP MENU MATERI
  3.  JUDUL RESENSI O Judul resensi harus menggambarkan isi resensi. Penulisan judul resensi harus jelas, singkat, dan tidak menimbulkan kesalahan penafsiran. Judul resensi juga harus menarik sehingga menimbulkan minat membaca bagi calon pembaca. Sebab awal keinginan membaca seseorang didahului dengan melihat judul tulisan. Jika judulnya menarik maka orang akan membaca tulisannya. Sebaliknya, jika judul tidak menarik maka tidak akan dibaca. Namun perlu diingat bahwa judul yang menarik pun harus sesuai dengan isinya. MENU MATERI
  4. IDENTITAS BUKU O Secara umum identitas buku meliputi: 1. Judul buku, 2. Pengarang (editor, penyunting, penerjemah, atau kata pengantar), 3. Penerbit, 4. Tahun terbit 5.Cetakan ke6. Tebal buku, dan 7. Harga buku. MENU MATERI
  5. PEMBUKAAN O Bagian pendahuluan dapat dimulai dengan memaparkan tentang pengarang buku, seperti namanya, atau prestasinya. Ada juga resensi novel yang pada bagian pendahuluan ini memperkenalkan secara garis besar apa isi buku novel tersebut. Dapat pula diberikan berupa sinopsis novel tersebut. MENU MATERI
  6. ISI RESENSI O Pada bagian tubuh resensi ini penulis resensi (peresensi) boleh mengawali dengan sinopsis atau ulasan singkat isi buku (novel). Tujuan nya adalah untuk memberi gambaran secara global tentang apa yang ingin disampaikan dalam tubuh resensi. Jika sinopsisnya telah diperkenalkan peresensi selanjutnya mengemukakan kelebihan dan kekurangan isi buku/novel tersebut ditinjau dari berbagai sudut pandang—tergantung kepada kepekaan peresensi MENU MATERI
  7.  PENUTUP O Bagian akhir resensi biasanya diakhiri dengan sasaran yang dituju oleh buku itu. Kemudian diberikan penjelasan juga apakah memang buku itu cocok dibaca oleh sasaran yang ingin dituju oleh pengarang atau tidak. Berikan pula alasan-alasan yang logis. MENU MATERI
  8. BAGAN RESENSI (1) 1 2 3 4 5
  9.  BAGAN RESENSI (2)
  10.  BAGAN RESENSI (3)
  11.   Komponen Dalam Penulisan Resensi Novel O Tema Tema apakah yang diungkap dalam novel? Apakah tema yang diungkapkan itu menarik pembaca secara umum? Apakah tema sudah sering diungkapkan dalam seri cerita lain yang dibuatnya? Apakah dapat diterima sebagai kebenaran yang umum? O Alur Cerita Bagaimana peristiwa-peristiwa diatur dalam cerita? Apa keunikan susunan peristiwa yang digunakan pengarang? Apakah ada pembaharuan susunan peristiwa dalam cerita itu?
  12. Komponen Dalam Penulisan Resensi Novel O Penokohan Bagaimana pengarang member (menciptakan) watak atau karakter pada tokoh-tokohnya? Bagaimana sifat tokoh tersebut? Adakah keunikan dalam menciptakan watak tokoh? O Sudut Pandang Sudut pandang apa yang digunakan oleh pengarang dalam menyampaikan cerita? Adakah keunikan dalam penggunaan sudut pandang?
  13.  Komponen Dalam Penulisan Resensi Novel O Latar Cerita O O O O Bagaimana latar cerita digunakan? Apakah latar ceritanya cocok dengan peristiwa? Nilai-nilai Nilai-nilai apakah yang dapat diambil pembaca dari cerita? Adakah nilai-nilai baru yang dikembangkan? Bahasa dan Gaya Cerita Bagaimana bahasa yang digunakan pengarang? Apakah cerita disampaikan dengan cara humor, serius, atau sinisme? Pengarang Siapa pengarang cerita itu? Bagaimana latar belakang kehidupannya
  14. 14. BAHASA RESENSI SASTRA O Bagaimana bahasa yang digunakan ketika kita hendak meresensi sebuah karya sastra? Dalam hal ini kita harus menggunakan bahasa resensi. Umumnya singkat, padat dan tegas. Pemilihan karakter bahasa disesuaikan dengan karakter Koran atau majalah yang akan memuat resensi dan karkter pembaca yang menjadi sasarannya. Pemilihan karakter bahasa sangat erat hubungannya dengan penyajian tulisan.   sumber :http://www.slideshare.net/fredrickajang/materi-resensi-kelas-xi-full-27992625

paragraf deduktif dan paragraf induktif

2.Paragraf  deduktif dan induktif
            Paragraf induktif dimulai dengan uraian atau rincian hal-hal khusus, kemudian di uraikan pada akhir paragraf. Paragraf induktif disebut juga paragraf pengembangan khusus-umum.
Contoh :
            Kawasan Gunung Ciremai di Kuningan dan Majalengka mengalami pengundulan hutan. Selain itu, di kawasan tersebut terjadi aktivitas penambangan material. Penggundulan hutan dan aktifitas penambangan material di Kawasan Gunung Ciremai menyebapkan jumlah mata air semakin menyusut. Akibatnya, ratusan ribu pelanggan air PDAM di Cirebon terancam tidak mendapatkan pasokan air.
            Paragraf deduktif dikembangkan dengan menuliskan gagasan utama atau pikiran utama pada awal paragraf sebagai data yang umum.paragraf deduktif disebut juga paragraf pengembangan umum-khusus.
Contoh :
            Organisasi Wahana Lingkungan Hidup (WLH) kabupaten tanjung sari mengadakan kampanye penyelamatan hutan. Kampanye penyelamatan hutan tersebut dikemas dengan menarik. Dalam melakukan kampanye tersebut,WLH berkerja sama dengan seniman dari berbagai daerah. Para seniman menamplkan teaterikal untuk menarik perhatian masyarakat. Cara ini dilakukan untuk menunjukan  kepada masyarakat bahwa keruskan lingkungan dari hari ke hari semakin parah.
             
            Unsur-unsur yang perlu diperhatikan dalam menentukan dan membedakan paragraf pola khusus-umum dan umum-kusus adalah sebagai berikut :
-          Setiap paragraf memiliki gagasan utama dan beberapa gagasan penjelas
-          Gagasan utama merupakan pokok pikiran yang menjadi dasar uraian dalam paragraf
-          Gagasan penjelas merupakan uraian untuk memperkuat gagasan utama
-          Dilihat dari letaknya,gagasan utama dapat terletak di awal paragraf atau di akhir paragraf.
-          Gagasan utama terletak di awal paragraf disebut deduktif atau umum-kusus.
-          Gagasan utama terletak di akhir paragraf disebut paragraf induktif atau khusus-umum
 
sumber : http://nurainiratu.blogspot.co.id/

membaca berita

1. MEMBACAKAN BERITA

Membacakan berita dapat menjadi suatu pengalaman yang menyenangkan bagi sang pembaca dan pendengarnya jika pembacaan dilakukan dengan baik. Untuk dapat menjadi pembaca berita yang baik perlu berlatih:
1. lafal dan pengucapan yang jelas;
2. intonasi yang benar;
3. sikap yang benar.
Dalam menyampaikan berita, intonasi dapat menimbulkan bermacam arti. Keras lambatnya suara atau pengubahan nada, dan cepat lambatnya pembacaan dapat digunakan sebagai penegasan, peralihan waktu, perubahan suasana, maupun perenungan.
Dalam membacakan berita hendaknya diutamakan pelafalan yang tepat.
Gerak-gerik terbatas pada gerak tangan, lengan atau kepala. Segala gerak tersebut lebih banyak bersifat mengisyaratkan (bernilai sugestif) dan jangan berlebihan. Untuk menimbulkan suasana khusus yang diperlukan dalam pembacaan, suara lebih efektif dengan didukung oleh ekspresi wajah. Air muka (mimik) dan alunan suara yang pas lebih efektif untuk meningkatkan suasana. Senyum atau kerutan kening juga dapat membantu penafsiran teks.
Perhatikan pula kontak pandangan Anda dengan pendengar (penonton), terutama bila membacakan berita melalui media televisi atau kontak langsung dengan pendengarnya.Jadi, membaca berita adalah menyampaikan suatu informasi atau berita melalui membaca teks berita dengan lafal, intonasi, dan sikap secara benar

sumber : http://bahasaindosugik.blogspot.co.id/2010/10/materi-bahasa-indonesia-kelas-xi-smama.html